Foto: Wapcar Sukses mengembangkan layanan taksi online di Malaysia, AirAsia Ride akan melakukan ekspansi bisnis ke Thailand, Indonesia, dan Filipina. |
BISNIS FOR LIVING - Dihantam pandemi Covid-19 selama dua tahun lebih, sejumlah perusahaan maskapai limbung, termasuk AirAsia. Untuk menghentikan kerugian perusahaan lebih dalam, AirAsia yang dikenal sebagai perusahaan maskapai besar asal Malaysia terpaksa menembangkan sayap merambah ke bisnis ride hailing alias transportasi online.
Lini bisnis baru dari AirAsia Group itu diberi nama AirAsia Ride, telah diluncurkan pada Agustus 2021 lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. Layanan baru berupa taksi online itu telah mencakup semua kota besar di Malaysia. Kini, total pemesanan AirAsia Ride tercatat lebih dari enam digit per bulan dan melibatkan 30 ribu pengemudi.
Setelah layanan AirAsia Ride di Malaysia dinilai sukses, AirAsia Group berencana melebarkan sayap bisnis ke Thailand tahun ini. Setelah Thailand, ekspansi bisnis selanjutnya akan diarahkan ke Indonesia dan Filipina.
Dilansir Bisnisforliving.com dari Cnnindonesia.com berdasarkan sumber dari Asia.nikkei.com, Rabu 5 Januari 2022, Kepala Eksekutif AirAsia SuperApp Amanda Woo, pihak yang mengawasi bisnis nonmaskapai mengatakan AirAsia siap untuk menggeser posisi Grab dan Gojek.
Bahkan, AirAsia Ride menargetkan menjadi juara dalam bisnis ride hailing atau taksi online di kawasan ASEAN.
"Kami tidak melihat ada tantangan dalam mendapatkan persetujuan karena kami adalah merek terkenal di negara-negara ini (Thailand, Indonesia, Filipina) dan kami memiliki basis bisnis di Malaysia," ucap Woo.
Dia menambahkan, AirAsia akan bekerja sama dengan perusahaan lokal di tiga negara tersebut untuk memastikan operasional lancar saat diluncurkan.
Namun, Woo enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk melakukan ekspansi ke Thailand, Indonesia, dan Filipina.
"Semuanya sudah final di tingkat tim investasi grup," imbuh Woo.
Hal yang pasti, sambung Woo, AirAsia Ride memiliki keunggulan dibandingkan dengan Grab dan Gojek. Disebutkan, salah satunya ekosistem yang lebih lengkap.
"Segera kami akan menggabungkan ride sharing ke bandara ketika seseorang membeli tiket pesawat mereka," jelas Woo.
Dilansir Bisnisforliving.com dari Malay Mail, Rabu 5 Januari 2022, CEO AirAsia Ride Malaysia, Lim Chiew Shan mengatakan, layanannya menawarkan tarif murah rata-rata 1 ringgit Malaysia per kilometer. Atau setara Rp3.458 per kilometer.
"Penumpang dapat memesan perjalanan berdasarkan permintaan waktunya (booking) atau memesan perjalanan mereka secara langsung," ungkap Lim.
Adapun skema pembagian hasil, Lim mengatakan AirAsia Ride hanya mengambil potongan dari para pengemudi sebesar 15%. Jadi, pengemudi AirAsia Ride dapat mengambil 85% pendapatan dari tarif sekali perjalanan.
"Ini akan membuat pendapatan lebih tinggi daripada yang ditawarkan oleh penyedia layanan pemesanan kendaraan lainnya di pasar, menjadikannya pilihan pekerjaan paruh waktu yang layak dan peluang penghasilan sampingan, kata Lim.(22)
0 komentar: