Kamis, 06 Januari 2022

Sepanjang 2021, 500 Orang Terkaya di Dunia Menumpuk Harta Rp14.350 Triliun

Foto: Pixabay
BISNIS FOR LIVING - Ungkapan lama yang dipopulerkan oleh penyanyi dangdut Rhoma Irama: "Yang kaya makin kaya, yang mikin makin miskin" itu benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Indeks Miliarder Bloomberg mencatat orang-orang terkaya di dunia semakin menumpuk hartanya dari tahun ke tahun. 

Fakta terbaru, Bloomberg mencatat secara kolektif 500 orang terkaya di dunia berhasil menumpuk harta sebesar 1 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp14.350 triliun dengan asumsi kurs Rp14.350 per dolar AS sepanjang tahun 2021. Ironisnya, ini terjadi di tengah 150 juta orang lebih di dunia jatuh miskin akibat pandemi Covid-19. 

Tumpukan harta terbanyak dilakukan oleh Elon Musk. Pendiri sekaligus CEO Tesla itu sampai saat ini masih menjadi orang terkaya di dunia. Ia berhasil menumpuk atau menambah kekayaannya sampai dengan 118 miliar dolar AS atau Rp1.694,5 triliun (kurs Rp14.360 per dolar AS) hanya pada tahun 2021 saja. 

Tumpukan harta terjadi saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 150 juta orang di dunia jatuh ke jurang kemiskinan pada tahun 2021.

Setelah Musk, ada nama pengusaha barang mewah Bernard Arnault. Hartanya naik 62,7 miliar dolar AS atau Rp900,3 triliun sepanjang 2021. Di belakangnya, ada nama Google Larry Page dan Sergey Brin  yang kekayaannya naik masing-masing 47 miliar dolar AS dan 45 miliar dolar AS.

Di posisi selanjutnya ada Mark Zuckerberg. Meskipun 2021 telah menjadi mimpi buruk bagi perusahaan raksasa teknologi rintisannya Facebook, tapi kekayaannya masih bisa naik 25 miliar dolar AS.

Menurut Bloomberg, dengan capaian itu, kekayaan bersih gabungan dari 500 orang tekaya dunia sekarang ini sudah melebihi 8,4 triliun dolar AS. Itu melebihi produk domestik bruto (PDB) negara mana pun di planet ini kecuali AS dan Cina.

Mengutip CNNBusiness, kenaikan kekayaan besar-besaran itu  salah satunya dipicu kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang menggelontorkan puluhan miliar dolar AS ke pasar keuangan setiap bulan sambil mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Kebijakan moneter ultra-longgar yang dirancang untuk membuat uang tunai bergerak di pasar keuangan saat pandemi mengguncang ekonomi global pada 2020 itu telah memicu kenaikan saham pada 2020 dan 2021 sehingga membuat pemegangnya kebanjiran berkah.

Untuk S&P 500 saja, harganya naik hampir 27% pada 2021. Sementara Dow Jones naik sekitar 19% dan Nasdaq mengakhiri tahun 2021 dengan naik 21%.

Selain itu, peningkatan kekayaan juga ditopang lonjakan valuasi pada aset lain seperti cryptocurrency, harga komoditas, dan properti. (22)

Sumber: Cnnindonesia.com

Share This
Previous Post
Next Post

Professional trader and journalist. He's a simple man.

0 komentar: