Sabtu, 26 Februari 2022

Berminat Meraih Cuan dari Investasi? Inilah Rekomendasi 5 Produk Investasi buat Pemula

Ilustrasi: CNBC Indonesia

Emas adalah aset investasi klasik yang minim risiko. Emas disebut juga sebagai safe haven yang berarti dapat melindungi aset kita ketika terjadi krisis ekonomi.

BISNIS FOR LIVING - Kunci sukses menjadi investor, terutama bagi pemula, Anda harus tahu dan pahan produk investasi yang akan Anda ambil, lengkap dengan pemahaman risk and reward atau potensi keuntungan dan risiko pada produk investasi tersebut.

Jika Anda mengambil produk investasi sekadar ikut-ikutan trend, atau tergiur bujuk rayu agen investasi, atau terpengaruh teman atau saudara yang terlebih dulu mengambil suatu produk investasi, bisa-bisa Anda akan tersesat atau terjebak dalam investasi berisiko tinggi.

Mengambil produk investasi berisiko tinggi boleh, asalkan Anda sudah mengenal, memahami, dan memiliki ilmu atau strategi yang memadai untuk bisa tetap meraih cuan dalam menanamkan modal pada produk investasi tersebut.

Untuk itulah bagi investor pemula, kebanyakan adalah kaum milenial, disarankan mengambil produk investasi brisiko rendah dulu. Seiring dengan ilmu atau strategi investasi yang telah dikuasai, maka berangsur-angsur bisa mengambil produk-produk investasi dengan risiko yang lebih tinggi.

Ada berbagai macam pilihan produk investasi. Mulai dari logam mulia, pasar modal, produk bank, hingga surat hutang sudah bisa dibeli oleh masyarakat luas. Walaupun banyak pilihan, tapi masing-masing punya risiko tersendiri. Karena itu, investor harus mengetahui profil risikonya masing-masing sebelum memilih produk atau instrumen investasi.

Sekali lagi ditekankan, terutama buat para investor pemula yang baru mau memulai investasi harus kenal dulu sampai paham produk investasi yang akan dipilih, baru menanamkan modal. 

Dilansir Bisnisforliving.com dari Cnbcindoensia.com, Sabtu 26 Februari 2022, berdasarkan hasil riset tim CNBC, inilah 5 produk investasi yang cocok bagi para investor pemula.

1. Tabungan

Tabungan yang dulu bukanlah seperti yang sekarang. Dulu tabungan tidak menawarkan imbal hasil atau return. Tapi saat ini tabungan sudah memiliki return yang bisa melawan inflasi.
Bank digital saat ini mulai menawarkan bunga dalam tabungan. Misalnya Bank Jago yang menawarkan bunga hingga 3,5% untuk produk tabungannya yaitu Kantong Nabung.
Begitu juga dengan Bank Neo yang menawarkan bunga 3,5% untuk produk Tabungan Prima. Jika ada promo, bunga tabungan yang ditawarkan bisa mencapai 7%.

2. Deposito
Deposito merupakan produk perbankan yang menawarkan bunga untuk dana yang disimpan di bank dengan jangka waktu tertentu untuk bisa dicairkan. Deposito adalah investasi minim risiko sehingga cocok bagi pemula.

Setor dana untuk deposito saat ini tidak perlu repot-repot ke bank fisik. Sekarang deposito sudah bisa dilakukan melalui aplikasi di ponsel.

Bahkan saat ini setoran awal deposito semakin murah. Dari biasanya minimal setoran awal senilai jutaan, sekarang ada bank yang menawarkan setoran awal hanya ratusan ribu. Artinya bisa dijangkau oleh siapapun.

Bunga deposito beragam berdasarkan jumlah dana dan jangka waktu penyimpanan. Saat ini rata-rata deposito bank sebesar 3,39% per tahun.

Di sisi lain, deposito dan tabungan memiliki risiko saat bank terkena likuidasi. Untuk itu pilihlah bank yang kredibel dan pastinya menjadi bagian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

3. Emas

Emas adalah aset investasi yang klasik dan minim risiko. Emas juga disebut sebagai safe haven yang berarti dapat melindungi aset kita ketika terjadi gonjang-ganjing ekonomi. Jadi sangat cocok bagi para investor pemula.

Harga emas stabil dan dalam jangka panjang akan terus meningkat akibat faktor kelangkaan. Itulah kenapa emas cocok untuk investasi jangka panjang.

Pada tahun 2010, harga emas dihargai dengan Rp 471.000 per gram. Setelah lima tahun, harga emas naik menjadi Rp 565.000 per gram. Saat ini, harga emas sudah melambung menjadi Rp 957.000 per gram.

Perlu diketahui bahwa emas memiliki risiko yang bisa kita temui seperti emas palsu, investasi bodong, dan kehilangan. Maka dari itu, legalitas sangat penting diperhatikan oleh investor.
Dalam upaya menekan risiko emas palsu dan kehilangan, beli emas bisa melalui aplikasi yang dapat download di handphone. Aplikasinya bisa dari pegadaian, perusahaan investasi, e-commerce, hingga aplikasi
.
Modal minimal beli emas di aplikasi tersebut pun beragam. Ada yang mulai dari Rp 50.000, bahkan ada yang mulai dari Rp 5.000.

3. Obligasi Negara Ritel (ORI)

Mengutip situs resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), ORI adalah salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan warga negara Indonesia melalui mitra distribusi di pasar perdana.

ORI pertama kali terbit pada tahun 2006 silam melalui ORI 001 dan terus ditawarkan pemerintah hingga saat ini ORI 0021.

Seperti pada obligasi pada umumnya, ORI menawarkan kupon dengan tingkat bunga tetap sampai pada waktu jatuh tempo yang biasanya 3 tahun. Bunga yang di tawarkan beragam dan cenderung lebih tinggi dari deposito bank.

Untuk ORI 0021, pemerintah menawarkan bunga sebesar 4,9% per tahun. Bahkan pada tahun 2006, bunga yang ditawarkan mencapai 12,05%. Minimal pembelian ORI pun relatif terjangkau bagi pemula, yaitu di Rp 1.000.0000.

ORI sebenarnya adalah obligasi yang minim risiko terutama gagal bayar karena surat hutang ini diterbitkan oleh pemerintah. Adapun risikonya lainnya adalah  capital loss yang terjadi jika melakukan jual beli ORI di pasar sekunder.

4. Reksa Dana

Reksa Dana bisa dibilang sebagai investasi 'palugada' alias 'apa lu mau gue ada'. Sebab reksa dana menawarkan berbagai instrumen investasi dari yang berisiko rendah hingga tinggi dan dari instrumen yang cocok untuk jangka menengah hingga jangka panjang.

Ada reksa dana pasar uang yang memiliki risiko minim dan cocok untuk investasi di bawah 1 tahun. Kemudian, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi yang cocok untuk investasi 1-3 tahun.

Lalu reksa dana campuran yang cocok buat yang suka risiko sedang. Reksa dana ini bisa diinvestasikan untuk 3-5 tahun.

Jika ingin lebih berisiko, bisa pilih reksa dana saham yang cocok untuk investasi jangka panjang atau di atas 5 tahun.

Apa bedanya beli reksa dana dengan beli saham dengan obligasi atau saham? Bedanya ada di kuasa untuk mengelola aset investasi. Jika kita membeli obligasi atau saham secara langsung, maka kuasa untuk mengelola investasi ada di individu yang membeli aset.
Sedangkan untuk reksa dana, aset investasi akan dikelola oleh seorang manajer investasi (MI) yang handal dan profesional. Jadi, reksa dana sangat cocol banget buat para pemula di dunia investasi.

Return yang bisa diraih di reksa dana beragam tergantung produk. Semakin minim risiko, return yang bisa diraih akan lebih kecil dibandingkan produk reksa dana yang tinggi risiko.
Mengutip situs Bareksa, return yang berhasil dicapai oleh produk reksa dana pasar uang rata-rata mencapai 3% hingga 4% dalam setahun. Lalu, return untuk reksa dana pendapatan tetap rata-rata sebesar 20% hingga 22% dalam jangka waktu 3 tahun.

Kemudian, Reksa dana campuran bisa menghasilkan return 10% hingga 12% dalam jangka waktu 3 tahun. Sementara return reksa dana saham bisa mencapai 78% dengan rata-rata return 25% dalam jangka waktu lima tahun.

Perlu diingat, reksa dana pun memiliki risiko berupa berkurangnya nilai aset bersih (NAB) yang dikarenakan menurunnya harga aset dalam produk reksa dana.

Beli reksa dana pun sangat mudah. Kalian bisa membeli reksa dana di platform e-investment atau saat ini bisa juga membeli di e-commerce.

5. Saham

Jika ingin investasi yang lebih 'advance', pilihannya adalah saham. Sebab saham adalah aset investasi yang memiliki risiko cukup tinggi.

Saham adalah surat kepemilikan berharga suatu perusahaan. Jadi jika membeli saham, maka kita memiliki kepemilikan perusahaan tersebut alias jadi pemilik.

Tidak bisa semua perusahaan sahamnya bisa dibeli oleh masyarakat. Hanya perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bisa dibeli kepemilikannya.

Membeli saham saat ini sangat praktis karena bisa dilakukan di handphone masing-masing. Selain itu, return yang bisa diperoleh juga cukup menarik. Mengacu pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), return selama 10 tahun sebesar 77,3%. Sedangkan untuk lima tahun, return yang dihasilkan bisa mencapai 30%. Belum lagi pembagian laba atau dividen yang bisa diterima setiap tahun.

Sementara itu, risiko yang terkandung dalam saham adalah capital loss dan ketika terjadi saham delisting atau keluar dari bursa. Maka dari itu, pilihlah saham yang memiliki kinerja keuangan yang stabil.

Saat ini ada 782 perusahaan yang terdaftar di BEI dan bisa dibeli sahamnya oleh publik. Perusahaan yang terdaftar berasal dari berbagai sektor bisnis. Ada 12 sektor bisnis yang dikelompokkan oleh BEI, yaitu:
  • Sektor Energi
  • Sektor Barang Baku
  • Sektor Perindustrian
  • Sektor Konsumen Primer
  • Sektor Konsumen Non-Primer
  • Sektor Kesehatan
  • Sektor Keuangan
  • Sektor Properti dan Real Estat
  • Sektor Teknologi
  • Sektor Infrastruktur
  • Sektor Transportasi dan Logistik
  • Sektor Produk Investasi Tercatat
Lantas, mana saham yang cocok bagi pemula?

LQ45 adalah salah satu acuan pemilihan yang sangat pas bagi pemula. Sebab LQ45 adalah indeks yang terdiri dari 45 saham yang menjadi pemimpin pasar setiap sektor dan memiliki kinerja keuangan yang relatif baik.

Para pemula bisa memilih beberapa saham dari 45 saham yang terdaftar di LQ45. Daftar saham di LQ45 diperbarui tiap 2 kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan Juli. Sehingga, pilihlah saham yang konsisten berada di LQ45 dengan cara mengecek update di website Bursa.

Sebagai pemula, lebih baik jangan membeli lebih dari 3 saham. Sebab portofolio dikelola sendiri, berbeda dengan reksa dana saham yang dikelola oleh MI. (22)

Sumber: CNBC Indonesia
Share This
Previous Post
Next Post

Professional trader and journalist. He's a simple man.

0 komentar: