Sabtu, 15 Juli 2023

Michele Bullock, Wanita Pertama yang Akan Pimpin Bank Sentral Australia

Dok RBA

Michele Bullock, wanita pertama yang akan pimpin bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA).

BISNIS FOR LIVING -  Michele Bullock ditunjuk oleh Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) sebagai gubernur wanita pertama yang akan memimpin bank sentral tersebut untuk tujuh tahun ke depan. 

Penunjukan Michele Bulloc sebagai gubernur baru RBA telah mematahkan dominasi kepemimpinan laki-laki sejak RBA berdiri pada 1960.

Michele Bullock akan menggantikan Philip Lowe, yang akan mengakhiri masa jabatannya selama tujuh tahun sebagai gubernur RBA.

Dilansir Bisnisforliving.com dari BBC, Sabtu 15 Juli 2023, penunjukan Michele Bullock dilakukan saat negara tersebut sedang berjuang melawan kenaikan harga dan RBA menghadapi perombakan besar.

Selain itu, RBA telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade dalam upaya untuk mengatasi inflasi.

Diketahui, industri jasa keuangan Australia selama ini didominasi laki-laki dan memiliki salah satu kesenjangan upah gender terbesar di negara ini.

Bullock, yang saat ini menjadi wakil gubernur RBA, akan memulai masa jabatan tujuh tahunnya sebagai gubernur pada 18 September 2023 mendatang.

"Ini adalah waktu yang menantang untuk menjalankan peran ini, tetapi saya akan didukung oleh tim dan dewan eksekutif yang kuat," kata Bullock dalam sebuah pernyataan, Jumat 14 Juli 2023.

"Saya berkomitmen untuk memastikan bahwa RBA menjalankan kebijakan dan tujuan operasionalnya untuk kepentingan rakyat Australia," tambahnya.

Bullock digambarkan sebagai orang dalam RBA, setelah bergabung dengan bank sentral tersebut sebagai analis sejak hampir empat dekade.

Saat itu ia menjabat posisi manajemen senior, termasuk asisten gubernur dan kepala departemen kebijakan pembayaran, sebelum diangkat sebagai wakil gubernur RBA pada April 2022.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan dalam sebuah posting di Twitter bahwa Ms Bullock adalah "seorang ekonom yang luar biasa, dengan karier yang panjang dan terkemuka di bank sentral."

"Kami percaya dia memiliki pengalaman, keahlian, dan perspektif baru untuk memimpin RBA saat Australia - dan dunia - menghadapi tantangan ekonomi yang sedang berlangsung," kata Albanese dalam tweet lainnya. (sb-23)

Selasa, 27 Desember 2022

Hanya Kerja di Rumah 4 Jam Sehari, Kat Norton Hasilkan Rp30 Miliar Setahun

Foto: CNBC/Kat Norton

Kat Norton beresama pacarnya, Mike

BISNIS FOR LIVING - Kat Norton, perempuan berusia 29 tahun ini mengungkapkan kisah inspiratif tentang kesuksesannya sebagai pekerja mandiri dari rumah. 

Kat Norton mengaku setiap hari hanya bekerja sekitar 4 jam di rumah, namun hasilnya luar biasa. Sepanjang tahun 2022 ini ia menghasilkan 2 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp30 miliar dengan kurs Rp15.000 per dolar AS. 

Apa pekerjaan Kat Norton? Bagaimana ia bisa kerja santai di rumah, tetapi penghasilannya mampu mengalahkan para pekerja keras yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bekerja? 

Dilansir Bisnisforliving.com dari "Make It" Cnbc.com, berikut ini Kat Norton menceritakan cara pencapaian suksesnya dan bagaimana ia bisa menjalani hari-harinya penuh kualitas. 

Pada Januari 2021, saya berhenti dari pekerjaan utama untuk mulai menjalani pekerjaan sampingan sebagai pengajar Microsoft Excel.

Ya, mengajar Microsoft Excel di TikTok adalah tiket saya keluar dari pekerjaan sebagai konsultan manajemen di perusahaan Amerika Serikat (AS). 

Saya memposting video pertama di akun Tiktok saya, Miss Excel pada bulan Juni 2020. Saat itu, saya tinggal di rumah orang tua saya dan terkubur dalam banyak hutang. Namun dalam beberapa minggu, video pertama saya itu menjadi viral dan saya mendapatkan 100.000 pengikut.

Pada November 2020, saya mulai menjual kursus Excel online melalui website saya, dan hanya dua bulan kemudian, pendapatan pasif saya lebih dari gaji bulanan saya sebagai konsultan manajemen penuh waktu.

Pada Januari 2021 saya memutuskan untuk menjadi wirausaha atau bekerja mandiri penuh waktu di rumah, dan membuat sembilan kursus lagi yang mengajarkan berbagai keterampilan karier. 

Pada Oktober 2021, saya mencapai tonggak penting, saya menghasilkan 100.000 dolar AS dalam penjualan  hanya dalam satu hari.

Hari ini, pada usia 29 tahun, saya telah membangun Miss Excel menjadi bisnis yang menghasilkan lebih dari 2 juta dolar AS setahun.

Pacar saya, Mike, berhenti dari pekerjaan penjualan korporatnya dan menjadi direktur keuangan dan wakil presiden penjualan saya pada April 2022.

Bagian terbaiknya adalah saya bekerja hanya empat jam sehari. Inilah kehidupan sehari-hari yang biasa saya jalani:

Saya memprioritaskan kesehatan pribadi di pagi hari. Bermeditasi di pagi hari membuat saya tetap tenang dan terpusat, jadi saya memulai hari saya dengan grup meditasi virtual pada pukul 07.00 bersama orang tua saya, Mike, dan beberapa anggota komunitas Miss Excel semuanya bergabung.

Setelah bermeditasi, Mike dan saya membuat sarapan bersama, biasanya oatmeal yang dipanggang di oven, dan merencanakan hari sambil minum kopi di balkon kami. Ini adalah salah satu kegiatan favorit saya.

Nanti, pelatih pribadi saya datang ke rumah, atau saya melakukan yoga panas di studio lokal. Mike dan saya bertemu kembali setelah berenang cepat dan sesi sauna di rumah sebelum bersiap-siap untuk hari kerja.

Saya bekerja tiga sampai empat jam sehari. Saya mulai bekerja sekitar tengah hari. Rumah saya dilengkapi dengan Wi-Fi cepat, kantor, dan studio rekaman konten, yang menjadikannya tempat yang luar biasa untuk bekerja dari jarak jauh.

Saya cenderung memfilmkan konten pada hari Selasa, jadi saya bisa menyelesaikan semuanya sekaligus dan menghabiskan hari-hari saya yang lain untuk bertukar pikiran dan menyusun strategi.

Saya mengatur hari-hari saya berdasarkan tugas yang saya lakukan, jadi saya tidak terus-menerus bolak-balik dari proyek kreatif ke aktivitas yang lebih berbasis analisis.

Pada hari Senin, misalnya, saya melakukan lebih banyak aktivitas kreatif seperti menetapkan tujuan dan bertukar pikiran tentang strategi bisnis dan ide konten. Saya selalu berpikir tentang bagaimana saya dapat mengembangkan bisnis saya dan membuat lebih banyak dampak.

Pada hari Selasa, saya menelusuri daftar tugas dengan tugas seperti memfilmkan konten, mengedit postingan media sosial, dan menyelenggarakan pelatihan Excel selama 60 menit untuk mitra perusahaan saya.

Foto: NCBC/Kat Norton

Pemandangan dari rumah saya menginspirasi saya, jadi saya dan Mike suka menyusun strategi dan ide di ruangan ini.

Saya memastikan untuk menjadwalkan istirahat di antara tugas untuk mengatur ulang diri saya sendiri. Ini membantu saya menjadi lebih efisien dan bekerja hanya 15 sampai 20 jam per minggu. Saya menghabiskan malam saya belajar dan melakukan apa yang saya sukai. 

Pada pukul 15.00, Mike dan saya suka melakukan off-road dengan kendaraan roda empat kami atau mendaki jalur lokal bersama teman-teman. Berada di alam membuat saya membumi, tenang dan kreatif, jadi itu prioritas bagi saya.

Setelah menghabiskan waktu berkualitas di luar rumah, Mike dan saya makan malam. Kami senang mencoba resep baru di rumah atau pergi ke restoran lokal. Salah satu tempat favorit kami saat ini adalah kafe Italia di Sedona bernama Vespa .

Kemudian, kami akan membaca atau menonton film dokumenter. Beberapa topik favorit saya adalah pola pikir, meditasi, energi, dan fisika kuantum. 

Kami selalu berusaha untuk berada di tempat tidur pada pukul 21:30 agar kami dapat beristirahat dengan baik untuk meditasi keesokan harinya.

Bisnis saya telah membantu saya menjalani kehidupan impian saya. Mike dan saya bersenang-senang mengerjakan Miss Excel dan berkeliling dunia bersama. Kami telah melakukan tujuh perjalanan sepanjang tahun ini.

Pada Maret 2022, saya membeli rumah pertama saya dengan uang yang saya hasilkan dari Miss Excel. Rumah impian saya di Sedona, Arizona lengkap dengan pemandangan pegunungan Red Rock 270 derajat.

Miss Excel juga memungkinkan saya untuk mendukung orang-orang dalam hidup saya. Saya selalu ingin membantu ibu saya pensiun dini, dan tahun ini, dengan dukungan finansial saya, dia dapat berhenti dari pekerjaan resepsionis medisnya.

Jika Anda ragu untuk memulai kesibukan sampingan impian Anda, saya mendorong Anda untuk mengambil lompatan. Menempatkan diri di luar sana bisa menakutkan, tetapi Anda tidak akan pernah tahu sampai mencobanya. 

Catatan akhir: Saat ini Kat Norton  mengajarkan Microsoft Excel kepada individu, bisnis, dan institusi pendidikan. Sejak meluncurkan  Miss Excel  pada 2020, dia telah mengembangkan  akun Tiktok  dan  Instagramnya  dengan lebih dari 1 juta pengikut. (sb-22)

Sumber: Cnbc.com

Pendiri Unicorn Teknologi India Berbagi 3 Kunci Sukses, Termasuk Ambisi Mereka Ingin 'Membakar' Dunia

Foto: Cncb.com

 Harsh Jain (kiri) dan Bhavit Sheth.

BISNIS FOR LIVING - Harsh Jain dan Bhavit Sheth adalah pendiri Dream Sports, sebuah perusahaan teknologi olahraga di India yang memiliki Dream11, platform game fantasi terbesar di negara tersebut.

Mereka meluncurkan perusahaan olahraga fantasi itu pada usia 22 tahun. Sekarang nilai perusahan tersebut mencapai 8 miliar dolar Amerika Serikat (AS). 

Harsh Jain mengatakan itu adalah “rahasia umum” bahwa dia tidak menggunakan aplikasi olahraga fantasinya sendiri, setidaknya untuk sepak bola fantasi. 

“Saya masih berkomitmen untuk sepak bola fantasi di Fantasy Premier League, alasan kami menciptakan Dream11,” ungkapnya 

Diketahui, olahraga fantasi adalah game online yang pemainnya membuat tim proxy virtual yang melacak pemain olahraga sungguhan. Mereka dapat memperoleh poin dan memenangkan hadiah uang tunai berdasarkan penampilan dunia nyata dari para pemain ini.  

Sepak bola fantasi sudah sangat populer di Inggris pada awal tahun 2000-an dan Jain terkena penyakit itu saat belajar di sekolah menengah di sana.

Setelah memperkenalkannya kepada teman masa kecilnya Bhavit Sheth, mereka berangkat mencari platform kriket fantasi di India. Ketika mereka tidak menemukan apa yang mereka cari, mereka membuat sendiri pada tahun 2008.

Menurut Jain, itu adalah “keunggulan penggerak pertama” yang membawa perusahaan mereka Dream Sports - perusahaan induk Dream11 - ke puncak yang luar biasa. 

“Setelah Anda dan teman Anda... terhubung melalui satu jaringan dalam olahraga fantasi, agar saingan membuat Anda bermain di sana, Anda harus memindahkan semua teman Anda bersama Anda,” kata Jain, yang juga CEO Dream Sports.

“Karena liga Anda sudah diatur, semua teman Anda bermain melawan satu sama lain.” 

Dream Sports bukan hanya unicorn teknologi olahraga pertama di India — perusahaan ini juga dilaporkan memegang “hampir 90 persen pangsa pasar” di industri olahraga fantasi negara tersebut. 

Dilansir Bisnisforliving.com dari Cnbc.com, Selasa 27 Desember 2022, Harsh Jain, pria berusia 36 tahun ini membagikan tiga tips tentang cara menjalankan perusahaan hingga meraih sukses. 

1. Cabut, Jangan Tergantung Satu Orang 

Jika ada satu “prinsip dasar” yang dijalani Jain dan Sheth sebagai pemimpin perusahaan mereka - memastikan bisnis mereka tidak bergantung pada salah satu dari mereka, kata mereka kepada CNBC Make It.

Jain berkata, “Apa yang terjadi jika kamu tertabrak bus? Apakah Anda membangun skala dan sistem dengan cara... tidak bergantung pada satu orang dan... meminta satu orang membuat keputusan?”

Itulah mengapa para pendiri memberlakukan waktu “cabut” selama seminggu untuk setiap karyawan Dream Sports, termasuk diri mereka sendiri. 

“Setahun sekali, selama satu minggu, Anda dikeluarkan dari sistem (perusahaan)… Anda tidak memiliki Slack, email, dan telepon,” tambah Jain. 

“Karena itu sangat membantu Anda untuk memiliki satu minggu waktu tanpa gangguan dan membantu bisnis untuk mengetahui apakah kita bergantung pada siapa pun.” 

Siapa pun yang menghubungi karyawan lain selama waktu “cabut” harus membayar denda sekitar $1.200, tambah Jain. 

"Itu sejauh ini efektif. Tidak ada yang mau menjadi orang brengsek yang memanggil seseorang yang sedang cabut,” kata Sheth, yang juga kepala operasi sambil tertawa.

2. Belajar dari Penolakan 

Jain dan Sheth mengatakan mereka mendengar “tidak” setidaknya 150 kali dari perusahaan modal ventura ketika mereka mencoba untuk mendapatkan pendanaan tahap awal 10 tahun lalu. 

“Kami pergi ke semua VC India, dan mereka berkata, ’Ini adalah konsep AS (Amerika Serikat). Olahraga fantasi tidak lazim di India. Mengapa Anda tidak mengumpulkan uang di AS?” 

Tapi sama sulitnya ketika Jain berusaha mengumpulkan uang di New York dan San Francisco. 

“Semua VC di sana menyuruh saya kembali ke India. Ini perusahaan India, kumpulkan uang di India!” kenang Jain. “Kemudian saya menyadari bahwa itu hanyalah cara sopan untuk mengatakan tidak.” 

Alih-alih putus asa, Jain dan Sheth mendapatkan bahan bakar dari penolakan demi penolakan tersebut.

Investor tahap awal sebenarnya mencari pendiri yang sangat bersemangat, dan produk dengan pasar yang besar.

“Kesimpulannya adalah bahwa dari setiap pertemuan, Anda dapat mengetahui mengapa mereka mengatakan tidak, Anda dapat bertanya kepada mereka, ‘Apa yang menjadi perhatian terbesar Anda?’” 

Jain dan Sheth mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu hampir dua tahun sebelum akhirnya berhasil. 

“Daya tarik awal, retensi pengguna yang tinggi, dan pendiri yang akan bertahan di sana dan tidak akan menyerah. Saya pikir itulah yang membantu kami akhirnya memecahkan lapangan.” 

Visi Dream Sports untuk terhubung dengan jutaan penggemar olahraga India sejak saat itu telah menarik investor ternama seperti raksasa teknologi China Tencent, perusahaan investasi Amerika Tiger Global, dan Steadview Capital yang berkantor pusat di Hong Kong. 

Putaran penggalangan dana terakhirnya pada tahun 2021 menghasilkan 840 juta dolar AS, memberikan nilai perusahaan saat ini sebesar 8 miliar dolar AS. 

3. Tutup Kebisingan dan Lanjutkan

Kehidupan seorang pengusaha “selalu lebih seksi dari luar,” kata Jain. 

Itu adalah sesuatu yang sangat diketahui oleh teman-teman masa kecil mereka. Mereka kehilangan “beberapa juta dolar AS” dalam modal awal ketika mereka baru berusia 26 tahun. 

“Setiap pendiri, ketika Anda memulai sesuatu, Anda benar-benar percaya bahwa ini akan meledak, Anda akan mengubah dunia dan dunia kami hancur dan terbakar.” 

Namun, bahkan setelah pivot yang sukses dari model free-to-play ke model “freemium” pada tahun 2012, tantangan tidak berhenti. 

“2008 hingga 2012 sulit menemukan model bisnis yang tepat. 2012 hingga 2014 sulit dalam mengumpulkan uang. Dan 2015 sampai sekarang sulit memenuhi ekspektasi investor, ” kata Jain. 

Saat ini, valuasi perusahaan swasta berada di bawah tekanan menghadapi kenaikan suku bunga, inflasi dan prospek penurunan ekonomi global .

Tapi Dream Sports mengatakan telah menghijau sejak 2020, dan menurut situs pelacakan berita Entrackr, itu juga salah satu unicorn langka di India yang menghasilkan keuntungan. 

“Sebagai sebuah bisnis, kami selalu fokus untuk memiliki unit ekonomi yang kuat,” kata Jain. “Kami tidak punya keluhan, tapi ya, kamu selalu melawan sesuatu.” 

Apa yang membuat teman-teman masa kecil itu tetap bertahan adalah “kegigihan belaka” dan keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa olahraga fantasi dapat berkembang pesat di India.  

Jain mengatakan mereka tahu itu akan berhasil dengan satu atau lain cara, dan mereka “hanya harus bersabar... terus berputar dan menemukan kait yang tepat yang membuat roda gila itu bergerak.”

“Seluruh dunia akan memberi tahu Anda, ’Ini terlalu sulit. Menyerahlah,’” tambah Sheth.

“Tetapi jika Anda memiliki keyakinan bahwa Anda sedang mengerjakan sesuatu yang besar... Anda hanya harus memiliki kemampuan untuk mematikan kebisingan dan melanjutkan,” tegas Sheth. (sb-22)

Sumber: Cnbc.com

Jumat, 23 Desember 2022

Bralink EV1, Motor Listrik Made In Purbalingga, Siapa Penggagas dan Pembuatnya?

Foto: Antara/HO

 Prototype motor listrik Bralink EV1 made in Purbalingga 

BISNIS FOR LIVING - Telah lahir  Bralink EV1, motor listrik made in (buatan) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Siapa penggagas dan pembuatnya?

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menggagas pengembangan motor listrik bernama Bralink EV1 melalui dukungan PT Rainbow Moto Builder (RMB) Jakarta.

Bralink EV1 lahir setelah dibentuk Tim Kerja Kendaraan Listrik Purbalingga dan Fasilitasi Pelatihan Teknik Pengelasan oleh Kementerian Perindustrian RI pada 10 Oktober 2022 yang disambut dengan munculnya ide pengembangan motor listrik khas Purbalingga oleh Adega Anggayasta selaku owners RMB.

“Kami menargetkan membangun tiga unit prototype motor listrik berbasis baterai dapat terwujud di akhir tahun ini,” kata Johan Arifin, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga, dilansir Bisnisforliving.com dari Antaranews.com, Jumat 23 Desember 2022.

Sebagai informasi, tahun 2021 Kabupaten Purbalingga memiliki 204 IKM Logam dan alat angkut yang memproduksi knalpot aftermarket (hand made) dengan jumlah tenaga kerja tercatat 1.326 orang.

Meski produk rumahan, hasil rancangan itu banyak diakuisisi brand-brand ternama, misalnya produk knalpot yang peredarannya sudah menjangkau Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Meksiko bahkan Brazil.

Bahkan salah satu perajin stang motor di Purbalingga sudah rutin memasok pesanan salah satu rumah modifikasi motor besar di Selandia Baru.

Untuk itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Purbalingga yang menjadi pembina perajin UKM memperluas potensinya dengan merancang prototype motor listrik yang diwujudkan sebelum tutup tahun 2022.

Johan Arifin kemudian membentuk tim yang dipimpin Yuszra Sabilla Suharto untuk mewujudkan prototype motor listrik yang dinamai Bralink EV1.

Johan Arifin berharap motor listrik itu mendapat sambutan positif dari konsumen di tengah mulai berkembangnya era kendaraan ramah lingkungan.

"Saat ini untuk melawan pemain motor listrik yang besar-besar itu, kami sadar diri sangat sulit. Tetapi dengan SDM kami ini, kami percaya diri Bralink EV1 ini bisa eksis,” paparnya.

Sikap optimisme Bralink EV1 bakal meraih sukses dirasakan ketika animo besar pengunjung Purbalingga Expo baru-baru ini.

“Akselerasinya bagus, tidak bersuara. Pokoknya nyaman,” kata Agus Budiarto, pengunjung dari Purwokerto.

Satu lagi yang istimewa dan lain dari kebanyakan motor listrik yang sudah mulai jualan adalah handling yang lebih nyaman berkat rancang bangun frame hasil olahan anak-anak muda yang sanggup menerjemahan desain yang dibuat Rainbow Moto Builder itu.

“Fokus kita look dan estetika, serta kenyamananya bagus,” ujar Yuszra Sabilla Suharto, Ketua Tim Kerja Motor Listrik Purbalingga.

Tim itu sepakat memakai daya 60 volt 30 Ah tipe LifePO4 yang sekali charge bisa digunakan menempuh jarak 40 km, serta memiliki life time hingga 2.000 kali pengecasan.

Untuk harga, tim pengembangan motor listrik Purbalingga menaksir Rp40 juta untuk satu unit sepeda motor.

“Kami terbuka dengan masukan masyarakat soal harga ini,” papar Johan Arifin. (sb-22)

Minggu, 10 Oktober 2021

Produk Pangan Inovatif Diolah dari Bahan Baku Alga, Kini Tembus Pasar Ekspor ke Amerika, Eropa hingga Rusia

 
Produk pangan inovatif diolah dari bahan baku alga, kini tembus pasar ekspor ke Amerika, Eropa hingga Rusia. /Foto: Detik

KISAH inspiratif ini mengangkat sebuah usaha inovatif yang dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama pemuda di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. 

Produk inovatif berhasil mereka ciptakan, yakni berbagai produk berbahan mikroalga. Produksi berbahan baku alga ini diolah menjadi berbagai pangan inovatif dan sudah menembus pasar ekspor ke Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.

"Kita sudah pernah ekspor ke Amerika, Rusia juga sudah, sempat ke Perancis juga sudah. Ini yang sedang kita jajaki ke Jepang dan Swiss," ungkap Direktur Utama PT Algaepark Indonesia Mandiri, Rangga Warsita Aji kepada wartawan di lokasi pengembangbiakan alga air tawar Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Sabtu 9 Oktober 2021 siang.

Hal itu seperti dilansir Bisnisforliving.com dari Fenance.detik.com, Sabtu 9 Oktober 2021 dengan berita berjudul "Top! Alga Made In Klaten Terbang ke Amerika hingga Eropa".

Rangga menjelaskan, pengembangan alga itu bermula dari penelitian saat dia masih kuliah. Kemudian pada 2018 mulai dirintis produksi skala mikro. Hasilnya diproduksi dan ditawarkan ke Bali.

"Ternyata respons pasar cukup bagus khususnya customer di kalangan bule, salah satunya dari Bali. Dari situ mulai kita buat produk turunan lain, suplemen, sabun, serum dan lainnya," ungkap Rangga.

Adapun produk yang telah dihasilkan saat ini, menurut Rangga, ada yang produk murni alga dan ada yang ditambah bahan lainnya. Produk murni yang sudah dihasilkan adalah kapsul super food.

"Untuk produk murni misal kapsul. Tapi untuk sabun dan serum ada tambahan bahan lain seperti collagen dan bahan aman lainnya," papar Rangga.

Untuk produk kapsul, jelas Rangga, memang ditujukan untuk menggantikan produk food kimiawi ke organik dengan lebih mudah dan sederhana. Cukup dua kapsul nutrisi bisa tercukupi.

"Kapsul itu mengganti multivitamin kimiawi, karena ini organik dan nilai manfaat tinggi sehingga orang mengkonsumsi lebih mudah dan sederhana," lanjut Rangga.
Pengembangan alga itu, menurut Rangga, juga untuk mengenalkan potensi pangan baru masa depan ke masyarakat agar lebih sehat. Jenis produksi sudah berbagi jenis, termasuk mi.

"Yang sudah kami produksi saat ini ada suplemen kapsul, sabun, serum, mi sehat dan ada juga serbuk yang kita kerja sama dengan industri makanan besar. Yang kapsul bisa dikonsumsi astronot dan tentara," imbuh Rangga.

Menurut Rangga, kapsul itu bisa dikonsumsi astronot dan tentara karena nilai proteinnya 70%. Dengan begitu makan dua kapsul setara dengan satu kilogram sayur dan buah.

"Karena punya nilai protein 70%, jadi astronot dan tentara cukup makan dua kapsul tiap pagi, siang, sore. Dua kapsul itu nilai antioksidan setara satu kilogram sayur dan buah-buahan," tambah Rangga.

Dipaparkan Rangga, permintaan untuk industri makanan dan kesehatan saat ini semakin besar. Produk alga sudah merambah ke seluruh Indonesia.

"Pemasaran produk kita sudah ke seluruh Indonesia. Ini sekaligus mengenalkan sumber potensi makanan baru yang lebih sehat," ungkap Rangga.

Sementara itu, Kepala Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Mujahid Jariyanto mengatakan pengembangan alga Spirulina itu memanfaatkan air dari umbul Temanten di desanya. Kadar pH dan panas matahari sangat baik.

"Ini mungkin yang paling cocok untuk pengembangan alga Spirulina. Karena air Umbul Temanten pH nya antara 8-9 dan sinar matahari juga baik," jelas Mujahid kepada wartawan.
Pengembangan alga yang melibatkan pemuda desa, PT dan BUMDes itu, kata Mujahid menghasilkan sumber makanan yang baik, dengan kandungan protein 70%. Hal itu sudah diriset oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"BPPT Serpong sudah merekomendasi dan setiap produk ada label BPPT pusat. Termasuk dari MUI (Majelis Ulama Indonesia)," terang Mujahid.

Diceritakan Mujahid, pengembangan alga itu sejak 2017-2018. Ide awalnya Umbul Temanten hanya untuk mandi dan air minum sehingga diupayakan dimanfaatkan untuk usaha lain.
"Sehingga manfaat menghasilkan makanan. Tahun 2020 kita tambah lahan, 2022 nanti rencananya menambah satu hektare karena ada investor Swiss karena produksi saat ini baru 1 ton kering per bulan," jelas Mujahid.

Sumber: Finance.detik.com

Sabtu, 05 Mei 2018

Produksi Tas Serat Pandan, Natalia Raup Omzet Rp 180 Juta Per Bulan


Foto: Dok Inssoo (Detikfinance)

Natalia Indira

“Setinggi apapun pangkat yang dimiliki, Anda tetap seorang pegawai.  Sekecil apapun usaha yang Anda punya, Anda adalah bosnya” (Bob Sadino)

BARANGKALI terinspirasi oleh nasihat bijak pengusaha sukses dan nyentrik Bob Sadino, pada suatu saat Natalia Indira memutuskan resign (berhenti bekerja) di sebuah perusahaan swasta. Dia kemudian membuka usaha yang diberi nama Inssoo.

Rupanya itu bukan keputusan yang keliru, kini onset usahanya sudah mencapai ratusan juta per bulan. Coba seandainya Natalia sampai sekarang masih berkutat sebagai karyawan perusahaan swasta, berapa gajinya per bulan?  

Rumah usaha Inssoo yang didirikan Natalia, memproduk kerajinan tangan berupa tas tangan alias clutch. Uniknya, produk ini berbahan dasar serat pandan laut.



Kepada Detikfinance, Natalia bercerita, dia mulai terjun di dunia usaha sejak 2010 dengan menjual produk batik dan aksesoris kain. Usaha itu dilakoninya sambil kerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta.

Pada 2014, dia terpaksa berhenti kerja lantaran menikah dan harus pindah ke Yogyakarta. Keputusannya itu dia ambil tanpa ragu, sebab dia yakin masih bisa menjalankan bisnisnya.
Natalia mulai menjajal membuat produk kerajinan tas tangan dengan bahan agel, mendong dan pandan laut. Modal yang dia keluarkan hanya Rp 500 ribu.

"Itu untuk membuat 12 pieces. Waktu itu aku ikut pameran di Solo, coba pasarin produk ini, ternyata tanggapannya bagus," kata Natalia.

Uang hasil jual 12 produk clutch itu kemudian dia gunakan lagi untuk memproduksi dua kali lebih banyak. Ternyata produknya kembali ludes.

Melihat peluang yang besar, akhirnya wanita kelahiran 1 Desember 1987 itu memutuskan untuk serius memproduksi kerajinan clutch dalam jumlah lebih besar. Saat itu untuk tim penjualan Inssoo ada delapan orang termasuk dia dan suaminya.

"Sebenarnya aku cuma follower tapi aku lihat masih ada pangsa pasar yang bisa aku ambil," tambahnya.

Dia mulai memasarkan produknya secara online melalui berbagai media, dari marketplace di situs e-commerce hingga media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Penjualannya semakin besar ketika mulai masuk pemesanan untuk souvenir pernikahan. Ada pula pesanan suvenir untuk acara-acara instansi atau perusahaan.

Kini, Natalia mampu menjual sekitar 2.000-3.000 buah tas tangan dalam sebulan. Dengan harga jual di kisaran Rp 35 ribu - Rp 90 ribu omzet Inssoo saat ini sudah mencapai sekitar Rp 120 juta hingga Rp 180 juta per bulan.

Natalia pun yakin bisnisnya itu masih bisa terus berkembang meskipun banyak yang bilang produknya musiman.



"Orang yang enggak tahu itu bilang berarti kalau enggak nge-hits lagi penjualan turun tapi penjualan kita naik. Aku yakin karena orang di Indonesia itu banyak banget, lalu ini bisa buat souvenir pernikahan ataupun lembaga seperti Polri," tuturnya.

Dia juga terus melakukan inovasi terhadap produknya. Setiap bulan atau maksimal 3 bulan, Inssoo selalu mengeluarkan clutch dengan motif yang baru.

Natalia juga kini memadukan bahan lain seperti kain batik dan kulit untuk produk tas tangannya. Itu juga menjadi alasan untuk mengantisipasi kenaikan harga serat pandan yang menjadi bahan baku utamanya. Sebab sejak 2016 dia putuskan hanya untuk memakai serat pandan sebagai bahan bakunya.

Foto: Money



Tas-tas berbahan serat pandan laut produksi Inssoo

"Dulu waktu masih awal usaha pandan per kg Rp 7 ribu sekarang sudah hampir Rp 20 ribu. Makanya sekarang dompetnya kita kombinasikan dengan batik atau kulit sintetis, itu buat pangkas HPP-nya," terangnya.

Natalia juga kini sudah mempekerjakan sekitar 50 orang ibu-ibu di sekitarnya. Mulai dari pembentukan hingga proses finishing dilakukan ibu-ibu itu di rumahnya masing-masing.

"Aku mikir mereka ibu rumah tangga, punya anak, harus urus rumah. Jadi mereka masih bisa melakukan itu tapi bisa punya penghasilan," tambahnya.


Ke depan, Natalia ingin memiliki toko offline untuk Inssoo. Toko impiannya itu bukan hanya untuk menjual clutch tapi sebagai pusat oleh-oleh kerajinan tangan di Yogyakarta. (sb-18)

Sumber: Detikfinance.com



Rabu, 18 April 2018

Ini Lho, Perempuan Muda dan Cantik di Balik Sukses Canva!


Foto: Ticbeat 

Melanie Perkins

TAU Canva.com? Berkat Canva, pekerjaan membuat desain grafis menjadi mudah. Bahkan bisa dilakukan oleh orang-orang yang belum pernah belajar desain grafis secara khusus. Meski begitu, hasilnya bisa keren banget, tidak kalah dari karya desainer grafis professional!

Yes, Canva adalah program design online yang menyediakan berbagai tools atau alat editing untuk membuat berbagai desain grafis seperti poster, flyer, infografik, banner, card invitation, presentation, facebook cover, dan masih banyak lagi lainnya. Layanan Canva ada yang gratis, ada pula yang berbayar. 

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Canva ternyata seorang perempuan masih muda dan cantik. Dia adalah Melanie Perkins. Penasaran ingin kenalan sama dia? Ayuk kita kenalan sama-sama….  



Pada usia 19 tahun ketika masih belajar untuk meraih gelar sarjana komunikasi, Melanie Perkins mengaku sangat frustrasi dengan waktu yang panjang untuk melakukan tugas desain grafis sederhana, seperti membuat brosur pemasaran.

"Saya pernah merasa frustrasi, menulis instruksi secara manual panjang untuk melakukan hal-hal yang paling sederhana. Rasanya gila bagi saya bahwa dibutuhkan 22 klik untuk mengekspor dokumen berkualitas tinggi," kata Perkins, seperti dilansir dari The Huffington Post Australia, Rabu (18/4/2018).

Saat itu Facebook sedang lepas landas merebut perhatian masyarakat dunia, dan Perkins melihat kemudahan yang membuat semua orang suka online dan menggunakan jaringan sosial tanpa instruksi apa pun.

"Alat-alat desain ini dikembangkan sebelum internet dan saya tahu bahwa di masa depan mereka tidak akan lagi memenuhi kebutuhan tenaga kerja, tetapi platform online yang dapat diakses dengan mudah," kata Perkins.

Dalam waktu 10 tahun kemudian tepatnya pada 2013, Perkins telah berhasil merealisasikan ide briliannya untuk alat online yang mudah digunakan membuat desain grafis, yakni Canva. 

Perusahaan start-up yang berbasis di Sydney, Australia ini berkembang sangat pesat, karena alat online untuk membuat desain grafis itu sangat membantu orang-orang awam di penjuru dunia, terutama bagi mereka  yang selama ini kesulitan membuat desain grafis. Kini, nilai ekonomi perusahaan Canva sudah mencapai 458 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 6,3 triliun dengan nilai kurs rupiah saat artikel ini ditulis, Rabu (18/4/2018), yakni Rp 13.776 per dolar AS. Luar biasa kan?

Banyak orang menyebut Canva berhasil meraih sukses “dalam semalam”. Meskipun sebenarnya, Perkins telah menggodok ide alat desain online ini selama 10 tahun lebih hingga lahirlah Canva. 

Dengan lebih dari 10 juta pengguna di 179 negara, Canva telah membuat orang dengan keahlian apa pun untuk membuat desain grafis yang menarik dan menjadi penunjang utama di semua industri karena kebutuhan desain komunikasi visual terus meningkat.

Kepada HuffPost Australia, Perkins dari kantornya di Sydney, bercerita tentang kesuksesan bisnisnya di bidang industry kreatif, mulai dari nol hingga menjadi perusahaan bernilai triliunan rupiah. 

"Waktu itu kami mengirimkan amplop dan buku-buku contoh ke banyak sekolah, keluarga kami membantu mengemasnya. Saya ingat ketika kami mendapat cek pertama sebesar $100,  itu adalah hal yang paling menarik,  karena itu berarti seseorang benar-benar ingin membayar untuk perangkat lunak yang kami kembangkan," kata Perkins.



Dalam waktu lima tahun kemudian Canva telah menjadi salah satu perusahaan start-up besar di Australia.

"Saya ingat ketika saya melakukan pertemuan pertama dengan Bill Tai (investor pertama Canva) di Perth dan saya sangat gugup. Saya ingat saat itu berpikir 'jika saya sampai ke pertemuan ini, maka saya akan memberi diri saya tanda centang'," kata Perkins.

Ya, pertemuan itulah yang membawa Perkins ke perjalanan pertama ke San Francisco, Amerika Serikat (AS), di mana dia diperkenalkan ke salah satu pendiri Google Maps, yakni Lars Rasmussen, yang nantinya akan berinvestasi dan menjadi instrumen penting dalam kesuksesan Canva.

"Lars adalah orang pertama yang kutemui dan dia telah menciptakan perusahaan yang mengubah dunia. Ini benar-benar mengejutkan buat saya, dia adalah orang yang baik dan benar-benar mengubah perspektif saya tentang apa yang saya yakini," ungkap Perkins.

Ketika disinggung mengenai penilaian banyak orang bahwa Canva berhasil meraih sukses “dalam semalam”, Perkins dengan tegas membantahnya. 

"Saya belum pernah bertemu start-up yang sukses dalam semalam," tukas dia.

Perkins pun mengungkapkan, Canva telah 10 tahun dalam pembuatan dengan banyak cobaan dan kesengsaraan, termasuk dua perjalanan ke Amerika yang salah satunya dalam kondisi kecemasan karena masa berlaku visa Perkins mendekati habis.

"Setelah kami benar-benar bertemu investor dan benar-benar mau berinvestasi, maka Canva kami diluncurkan pada 2013," ungkap Perkins.


Foto: Yourstory

Melanie Perkins

Sejak itu, mereka meluncurkan aplikasi iPhone dan membuat Canva tersedia dalam 11 bahasa di seluruh dunia termasuk Spanyol, Prancis, Jerman, Rusia, serta bahasa Indonesia dan Melayu.

"Sangat penting bahwa seluruh tim telah membeli visi kami dan apa yang kami coba capai sebagai sebuah perusahaan," kata Perkins. ‘’Bahkan ketika itu hanya Cliff (co-founder Canva)
dan saya di ruang tamu ibuku, kami akan mengadakan pertemuan antardepartemen tentang akun, pemasaran dan hibah pada dokumen yang bisa kami akses, dan itu tetap sama, meskipun sekarang kami memiliki lebih dari 120 staf yang ada di dokumen," ungkap Perkins. 

Setelah Anda membaca kisah sukses Perkins bersama Canva-nya, apakah Anda masih percaya ada usaha start-up yang bisa meraih sukses “dalam semalam” atau secara instan? (sb-18)

Referensi: HuffPost Australia





Senin, 09 April 2018

Akhirnya, Jack Ma Beberkan Rahasia Alibaba Kalahkan eBay



Foto:  Quartz

Jack Ma, Founder & Exsecutive Chairman Alibaba  Group 

JACK Ma, pengusaha sukses asal China ini telah banyak memberikan testimoni tentang kesuksesan bisnisnya, perusahaan e-commerce Alibaba yang dirintisnya dari nol hingga mampu mendunia. 

Jack Ma juga mengakui, membangun sebuah perusahaan dari nol, kemudian berkembang, dan berusaha  mempertahankannya di tengah persaingan bisnis yang kian keta, itu tidak mudah. Sebagai Founder & Exsecutive Chairman Alibaba Group, Jack Ma telah kenyang pengalaman jatuh bangun dari pengalamannya mendirikan dan mengembangkan Alibaba menjadi salah satu raksasa e-commerce dunia.

Dia memegang filosofi, selalu mempersiapkan diri menghadapi segala perubahan. Filosofi  mengantarkan Alibaba menangkis persaingan di negara asalnya, China, yang sempat didominasi oleh eBay.

“Ketika kita melihat sesuatu datang, kita harus siap menyambutnya. Saya percaya (bahwa) Anda harus memperbaiki atap rumah, bahkan ketika cuaca masih (cerah),” ujar Ma seperti pernah dia ungkapkan kepada CNBC.

Saat itu, eBay menjadi salah satu pendatang awal di pasar ketika bisnis e-commerce di China. i. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini masih berusia dini menjalankan platform online consumer-to-consumer (C2C) yang disebut EachNet. Platform ini membebankan biaya kepada para penggunanya untuk setiap transaksi.

Adapun Alibaba, pada saat itu masih fokus membantu perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di China untuk berbisnis secara online.  “Ma telah menyadari bahwa eBay, cepat atau lambat, seiring dengan pertumbuhannya di China, akan mulai mengejar pelanggan Alibaba,” kata Porter Erisman, mantan wakil presiden Alibaba kepada CNBC.



Demi mengatasi ancaman potensial dari eBay, Ma menghimpun sekelompok kecil karyawan Alibaba dan menugaskan mereka untuk mengerjakan proyek rahasia, sebuah online marketplace yang dapat bersaing langsung dengan apa yang ditawarkan eBay.

Begitulah cara Alibaba membangun Taobao yang saat ini telah berkembang pesat menangani banyak transaksi setiap hari.

“Taobao membebaskan segala transaksi secara gratis selama tiga tahun pertama dan memberi tekanan pada model pembayaran per transaksi yang dilancarkan eBay. Reaksi EBay adalah ‘menerbitkan siaran pers dan mengatakan bahwa itu bukanlah sebuah model bisnis',” tutur Erisman.

Namun, seiring dengan terus mengalirnya pembeli dan penjual ke Taobao, Alibaba melihat prospek besar menghasilkan uang dari cara tersebut.

Hampir dua dekade sejak Jack Ma mendirikan Alibaba dari apartemennya di Hangzhou, perusahaan ini telah menjadi andalan di dunia teknologi dengan kepemilikan kapitalisasi pasar mencapai sekitar US$473 miliar.

Seperti halnya banyak pemula, Jack Ma juga pernah menghadapi serangkaian penolakan di awal karier bisnisnya.  Tapi menurut dia, pengalaman itu membantu menempanya sebagai seorang pengusaha. “Sebagai pengusaha, salah satu kualitas yang saya miliki adalah ketika ditolak oleh orang-orang, saya menjadi terbiasa dengan mereka,” kata Ma.

Pada akhirnya, peralihan dari bisnis yang baru lahir menjadi salah satu perusahaan China dengan nilai paling berharga bukanlah tanpa melalui pasang surut. Bahkan, Alibaba pada awalnya harus berjuang untuk meningkatkan pendanaan modal ventura.

Ditolak 30 Pemodal



Seorang investor baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia telah menolak investasi awal ke Alibaba karena merasa tidak yakin dengan model business-to-business (B2B) mereka.
Sebelumnya, Jack Ma pernah mengatakan bahwa di masa-masa awalnya Alibaba telah ditolak oleh sekitar 30 pemodal ventura. Beruntung, perusahaan ini kemudian menemukan investor utama, yakni CEO SoftBank, Masayoshi Son.

Di tengah perjuangannya berbisnis di dunia online, datanglah periode kejatuhan industri dotcom. Jack Ma pun terpaksa memberhentikan sejumlah karyawannya di seluruh dunia. “Alibaba bergeser dari tahap perluasan yang optimistis ke fase penurunan yang agak menyedihkan,” kata Erisman.

“Itulah satu-satunya saat di mana saya melihatnya meragukan dirinya sendiri, saat dia harus memberhentikan orang-orang. Saya sejenak berpikir bahwa dia bahkan bertanya-tanya apakah perusahaan itu akan bertahan,” kenang Erisman.

Itulah saat dimana Ma memahami bahwa menjadi CEO sangat berbeda dari menjadi seorang guru bahasa Inggris. “Menjadi CEO berarti membuat keputusan sulit dan terkadang melakukan pengurangan agar perusahaan bisa bertahan,” lanjut Erisman.




Foto: MarketWatch

Amazon versus Alibaba

Jack Ma sudah memikirkan apa yang akan terjadi bagi masa depan Alibaba saat teknologi dan cara baru melakukan bisnis ditemukan.

“30 tahun ke depan, teknologi yang ada akan menantang banyak kesempatan kerja. Orang-orang sudah merasa tidak bahagia dengan banyaknya penggunaan mesin, kecerdasan buatan membunuh banyak pekerjaan,” kata Jack Ma.

Di sisi lain, menurut dia, teknologi baru juga akan membawa perbaikan dalam kehidupan masyarakat. Untuk mempersiapkan perubahan yang tak terelakkan, ketika teknologi seperti kecerdasan buatan dan mesin menjadi andalan, awal pekan ini Alibaba menyatakan akan menginvestasikan lebih dari 15 miliar dolar AS selama tiga tahun ke depan untuk penelitian dan pengembangan teknologi.

“Apa yang Alibaba ingin lakukan dalam 10-20 tahun ke depan adalah memungkinkan inovasi bisnis tradisional,” ungkap Jack Ma. 

Dan, dunia e-commerce terus bertumbuh, persaingan semakin tak terkendali.  Amazon (Amazon.com), perusahaan perdagangan elektronik multinasional yang berkantor pusat di Seattle, Washington, AS, adalah pengecer online terbesar di dunia saat ini. Di pasar, Alibaba terus bertempur dengan Amazon dan para pesaing lainnya. Ya, inilah bisnis! (sb-18)

Diadaptasi dari: Entrepreneur.bisnis.com




Sabtu, 07 April 2018

Bidik Generasi Milenial, Coworking Space Jadi Peluang Bisnis Baru



Foto: Dok Kolega (Detikfinance)


Generasi milenial bekerja dengan santai dan nyaman 

di sebuah coworking space di Jakarta. 


COWORKING space adalah solusi untuk perusahaan start-up (rintisan) yang belum memiliki banyak karyawan dan dana sewa ruang kantor masih terbatas!

Di waktu kecil banyak orang bercita-cita untuk menjadi pegawai kantoran yang bekerja di gedung tinggi, bertingkat nan mewah. Tapi kini ada istilah  ‘’ngantor nggak harus di kantor’’. Artinya, bekerja bisa di mana saja tak harus di gedung pencakar langit.

Namanya coworking space atau sebuah ruang bersama yang memungkinkan Anda bisa menyelesaikan pekerjaan tanpa harus bergaya formal atau rapi ala orang kantoran. Coworking space ini banyak ditemui di Jakarta beberapa tahun yang lalu, sejak mulai maraknya usaha rintisan atau start up yang muncul.



Pendiri coworking space Kedasi, Ivan Podiman  menjelaskan, kini pekerja khususnya generasi milenial malas dan bosan untuk bekerja di kantor yang terkesan kaku.

"Milenial sekarang mulai malas kerja di kantor yang biasa, karena repot harus rapi ke kantor harus tukar kartu akses hingga jalan yang macet," kata Ivan seperti dilansir Detikfinance, Sabtu (7/4/2018).

Tentu saja, coworking space merupakan peluang usaha baru yang sangat menjanjikan bagi para pemilik modal.  Kedasi adalah coworking space pertama di Jakarta Barat. Kedasi 1 adalah coworking space berbentuk rumah yang disulap menjadi ruang kerja namun tetap nyaman. Ivan mengungkapkan, penyewa Kedasi bisa datang dengan gaya santai.

Penyewa Kedasi bisa menyewa ruangan mulai dari jenis private office berkapasitas empat  orang hingga 14 orang, yang akan mendapatkan fasilitas printer, telepon lokal, PC dengan LAN, dan listrik. Selain itu, juga ada free flow kopi dan air. Harga yang dibanderol untuk penyewaan mulai Rp 5 juta hingga Rp 14 juta per bulan.

Dia menjelaskan, coworking space menawarkan sejumlah kelebihan dibandingkan dengan kantor biasa, antara lain harga yang relatif lebih murah, jam buka yang fleksibel, hingga menawarkan jaringan atau networking dengan pengguna yang lain. Menurut dia, hal ini akan membuat potensi bisnis yang baru karena di coworking space akan bertemu dengan banyak orang.

Sementara itu, CEO Kolega, Rafi Rachmanzah mengungkapkan, coworking space adalah salah satu solusi untuk perusahaan rintisan yang belum memiliki pegawai banyak dan dana sewa ruang kantor yang masih terbatas.

"Jadi untuk bisnis baru zaman now, coworking space ini tempat yang tepat. Karena bisa mewakili generasi milenial lebih fleksibel daripada ruang kantor biasa," ujar dia.
Dia menjelaskan, saat ini perusahaan atau korporasi juga menjadi penyewa selain perorangan atau start-up. Hal ini karena coworking space dinilai memiliki suasana kerja yang lebih kekinian dan meningkatkan kreativitas.

Rafi mengungkapkan, dengan menyewa ruangan di coworking space, maka perusahaan bisa menghemat 20% dari biaya sewa kantor konvensional.

Harga sewa yang dibanderol variatif mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 5 juta per bulan. Sedangkan untuk penyewa pribadi harga Rp 50 ribu. Kolega menyediakan fasilitas ruangan yang nyaman, jaringan internet, air minum, kopi, colokan dan kue (jika ada acara tertentu).

Founder Conclave, Akbar Maulana Brojosaputro menjelaskan, saat ini bisnis yang digagas anak muda sangat berkembang pesat. Namun, anak muda biasanya membutuhkan ruang kerja yang tidak membosankan. Karena itu, coworking space hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

"Coworking space itu memang menyasar generasi milenial, tapi bukan untuk yang fresh graduate, karena biasanya fresh graduate itu maunya kerja di kantor mewah kan. Ini milenial tapi sudah pernah bekerja dan mencari alternatif lain," ujar dia.



Akbar mengaku tidak khawatir jika dicap merebut pangsa pasar ruang sewa kantor konvensional. Pasalnya, sekarang pekerja-pekerja kreatif memiliki keinginan dan visi masing-masing dalam menyewa tempat kerja.

Menurut dia, pekerja kreatif tersebut membutuhkan tempat kerja yang fleksibel yang tidak bisa didapatkan di konvensional, mulai dari jangka waktu yang bisa lebih pendek dan biaya sewa yang lebih murah dari perkantoran biasa.

"Coworking space menawarkan waktu sewa murah, mulai harian yang puluhan dan ratusan ribu, bulanan hingga tahunan. Tapi harganya juga lebih murah daripada kantoran biasa. Jadi memang disesuaikan dengan kondisi masing-masing," ujar dia. (sb-18)


Sumber: Detikfinance.com